Senin, 02 Maret 2009

Graves’ disease biasanya terjadi pada usia sekitar tiga puluh dan empat puluh dan lebih sering ditemukan pada wanita daripada pria. Terdapat predisposisi familial terhadap penyakit ini dan sering berkaitan dengan bentuk-bentuk endokrinopati autoimun lainnya. Pada penyakit graves terdapat dua kelompok gambaran utama, tiroidal dan ekstratiroidal, dan keduanya mungkin tampak. Ciri-ciri tiroidal berupa goiter akibat hiperplasia kelenjar tiroid, dan hipertiroidisme akibat sekresi hormon tiroid yang berlebihan.

Patomekanisme
Penyakit graves’ timbul sebagai manifestasi gangguan autoimun. Dalam serum pasien ditemukan antibodi immunoglobulin (IgG). Antibodi ini bereaksi dengan reseptor TSH atau membran plasma tiroid. Sebagai akibat interaksi ini antibodi tersebut dapat merangsang fungsi tiroid tanpa tergantung dari TSH hipofisis, yang dapat mengakibatkan hipertiroidisme. antitiroid antibodi yang ditemukan pada penyakit ini yaitu Thyroid Stimulating Immunoglobulin (TSI) yang mampu mengimitasi fungsi TSH yaitu memacu pengeluaran hormon tiroid secara terus menerus.Thyroid Growth-Stimulating Immunoglobulin, Thryoid Binding-Inhibitory Immunoglobulin (TBII) yang mampu mengimitasi fungsi TSH sekaligus mampu memblokir ikatan antara TSH dengan reseptornya.

Gejala
gejala hipertiroidisme berupa manifestasi hipermetabolisme dan aktivitas simpatis yang berlebihan. Pasien mengeluh lelah, gemetar, tidak tahan panas, kulit lembab, berat badan menurun, sering disertai dengan nafsu makan meningkat, palpitasi, takikardia, daire, dan kelemahan serta atrofi otot. Keterlibatan susunan saraf ditandai oleh kewaspadaan mental yang berlebihan sampai pada keadaan pasien yang mudah tersinggung, tegang, cemas,dan sangat emosional. Manifestasi ekstratiroidal berupa : oftalmopati dan infiltrasi kulit lokal yang biasanya terbatas pada tungkai bawah. Oftalmopati yang ditemukan pada 50% sampai 80% pasien ditandai oleh mata melotot, fisura palpebra melebar, kedipan berkurang, (keterlambatan kelopak mata dalam mengikuti gerakan mata), dan kegagalan konvergensi.

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan adalah:
T4, T3 serum (pada tirotoksikosis hanya T3 yang mungkin meningkat, T4 mungkin dalam batas normal)
Antibody tiroid (antitiroid globulin dan antibody antimikrosomal) mungkin sedikit meningkat pada penyakit
‘Uptake’ yodium radioaktif dan scan pada kasus-kasus tertentu.

Diagnosis
ditegakkan bila terdapat tanda-tanda dekompensasi jantung (sesak, edem dll), hipertiroid dan pada pemeriksaan EKG maupun fisik didapatkan adanya atrium fibrilasi.Thiroid storm Merupakan suatu keadaan akut berat yang dialami oleh penderita tiritoksikosis (life-threatening severity). Biasanya dipicu oleh faktor stress (infeksi berat, operasi dll). Gejala klinik yang khas adalah hiperpireksia, mengamuk dan tanda tanda-tanda hipertiroid berat yang terjadi secara tiba-tiba
Terjadinya kelumpuhan secara tiba-tiba pada penderita hipertiroid dan biasanya hanya bersifat sementara. Dasar terjadinya komplikasi ini adalah adanya hipokalemi akibat kalium terlalu banyak masuk kedalam sel otot. Itulah sebabnya keluhan PPT umumnya terjadi setelah penderita makan (karbohidrat), oleh karena glukosa akan dimasukkan kedalam selh oleh insulin bersama-sama dengan kalium (K channel ATP-ase)

Komplikasi akibat pengobatan.
Komplikasi ini biasanya akibat overtreatment (hipotiroidisme) dan akibat efek samping obat (agranulositosi).

Pengobatan jangka panjang Dengan obat-obat antitiroid seperti propiltiourazil (PTU), metimazol, dan Carbimazole (dirubah dengan cepat menjadi metimazole setelah diminum),yang diberikan paling sedikit selama 1 tahun. biasanya diberikan pada dengan dosis awal 100 – 150 mg per enam jam ( PTU ) atau 30 – 40 mg (Metimazole/carbimazole) per 12 jam. Biasanya remisi spontan akan terjadi dalam waktu 1 – 2 bulan. Pada saat itu dosis obat dapat diturunkan menjadi 50-200mg (dalam dosis terbagi/ 2kali sehari) untuk PTU atau 5 – 20 mg (dosis 1-2 kali sehari) untuk Metimazole. Dosis maintenance ini dapat diberikan hingga 2 tahun untuk mencegah relaps. Obat-obat ini menghambat sintesis dan pelepasan tiroksin Pembedahan tiroidektomi subtotal sesudah terapi propiltiourazil prabedah. Biasanya dilakukan subtotal tiroidektomi dan merupakan pilihan untuk penderita dengan pembesaran kelenjar gondok yang sangat besar atau multinoduler. Operasi hanya dilakukan setelah penderita euthyroid (biasanya setelah 6 minggu setelah pemberian OAT) dan dua minggu sebelumnya harus dipersiapkan dengan pemberian larutan kalium yodida (lugol) 5 tetes 2 kali sehari dianggap dapat mengurangi vaskularisasi sehingga mempermudah operasi)

Pengobatan dengan yodium radioaktif
Pengobatan dengan yodium radioaktif dilakukan pada kebanyakan pasien dewasa penderita Biasanya tidak dianjurkan (kontraindikasi) untuk anak-anak dan wanita hamil. Pada kasus goiter.

Pilihan obat lainnya
Beta blocker. Propranolol 10 – 40 mg/hari (tid) berfungsi untuk mengontrol gejala takikardia, hipertensi dan fibrilasi atrium. Dapat pula sebagai obat pembantu OAT oleh karena juga menghambat konversi T4 ke T3.
Barbiturate . Phenobarbital digunakan sebagai obat penenang ( sedataif) dan juga dapat mempercepat metabolisme T4 sehingga dapat menurunkan kadar T4 dalam darah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar