Senin, 18 Oktober 2010

Fasciola Hepatica

I. PENDAHULUAN
Fasciola Hepatica merupakan salah satu spesies cacing yang merupakan parasit dalam tubuh manusia. Fasciola tergolong dalam kelas TREMATODA, filum PLATYHELMINTES.
Hospes cacing ini adalah kambing dan sapi, dan kadang-kadang parasit ini ditemukan pada manusia. Fasciola Hepatica merupakan penyakit fascioliasis.
Fascioliasis banyak ditemukan di negara-negara Amerika Latin dan negara-negara sekitar Laut Tengah

II. MORFOLOGI

CAcing dewas mempunyai bentuk pipih seperti daun, besarnya kira-kira 30 x 13 mm. pada bagian anterior berbentuk seperti kerucut dan pada puncak kerucut terdapat batil isap mulut yang besarnya kira-kira 1mm, sedangkan pada bagian dasar erucut terdapat batil isap perut yang besarnya kira-kira 1,6 mm. Saluran pencernaan panjang dan bercabang-cabang sampai ke ujung distal sekum. Testis dan kelenjar vitelin juga bercabng-cabang.
Telur cacing ini berukuran 140 x 90 mikrondikeluarkan melalui saluran empedu hospes bersama dengan tinja dsari tubuh hospes dalam keadaan belum matang

III. SIKLUS HIDUP
Cacing hati ini memiliki daur hidup yang kompleks karena melibatkan
sedikitnya dua jenis inang,
yaitu inang utama dan inang sebagai perantara.
Inang utama : ternak / manusia /Ikan , Inang sementara : siput air (Lymnea )
Daur hidup Cacing hati terdiri dari
1. Fase seksual : di inang utama (saat cacing hati dewasa)
2. Fase aseksual : di inang perantara ( tubuh siput) dengan
membelah diri terjadi saat larva.
Larvanya berubah 3 kali di tubuh siput Lymnea . Urutan cyclusnya agar mudah sbb

Siklus hidup cacing fasciola hepatica secara sederhana dapat digambarkan sebagi berikut

Telur - Mirasidium - Sporosis - Redia - Cercaria – MetaCercaria- Metacercaria berekor berenang ke tanaman sekitar air – dimakan Inang utama - masuk jadi Cacing Dewasa .


















• Cacing dewasa bertelur di dalam saluran empedu dan kantong empedu sapi atau domba.
• Kemudian telur keluar ke alam bebas bersama kotoran / faeces domba.
• Bila mencapai tempat basah,telur ini akan menetas menjadi larva bersilia yang disebut mirasidium.
• Mirasidium segera berenang ke siput Lymnea , akan matibila tidak masuk ke dalam tubuh siput
• siput yang dicari adalah jenis siput air tawar Lymnea auricularis-rubigranosa/ L truncatula
• Di dalam tubuh siput ini, mirasidium tumbuh menjadi sporokista (menetap dalam tubuh siputselama 2 minggu).
• Sporokista akan melakukan paedogenesis membentuk larva Redia.
• Redia akan menuju jaringan tubuh siput dan akan melakukan paedogenesis lagi membentuk larva serkaria
• Serkaria segera membentuk ekor dengan ekornya serkaria dapat menembus jaringan tubuh siput membentuk metacercaria
• Metacercaria keluar berenang dalam air .
• Di luar tubuh siput, larva metacercaria menempel pada rumput untuk beberapa lama.
• Metaserkaria membungkus diri berupa kista yang dapat bertahan lama menempel pada rumput atau tumbuhan air sekitarnya.
IV. GEJALA KLINIS
Migrasi cacing Fasciola Hepatica ke saluran empedu menimbulkan kerusakan pada parenkim hati. Saluran Empedu mengalami peradangan, penebalan dan sumbatan sehingga menimbulkan Sirosis Periportal.\
V. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur dalam tinja, cairan duodenum atau cairan empedu. Reaksi serologi sangat emmbantu dalam menegakkan diagnosis

VI. PENATALAKSANAAN

Obat yang sering digunakan dalam membasmi cacing Fasciola Hepatica dan sampai saat ini masih menjadi pilihan utama dalam pengobatan infeksi cacing Trematoda adalah prazikuantel (biltricide dan distocide).

VII. REFERENSI

1. Gandahusada, Srisasi, dkk. 1996. Parasitologi Kedokteran. 2nd edition. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta
2. http://biologigonz.blogspot.com
3. http://www.tanyadokter.com/
4. Jurnal “Pharmacology of Antifungi, Anthelminthics, Antiprotozoal” oleh Aznan Lelo dan Zulkarnain Rangkuty, Dep. Farmakology dan Terapeutik, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar